Mengintip Periode-periode Peradaban Mesir Kuno

Mengintip Periode-periode Peradaban Mesir Kuno

Mengintip Periode-periode Peradaban Mesir Kuno

Sebagai umat muslim tentu perlu mengetahui bahwa peradaban mesir kuno merupakan peradaban kuno yang letaknya berada di sebelah timur laut benua Afrika yang berpusat di kawasan hilir sungai Nil yang menjadi wilayah Mesir. Diketahui bahwa sejarah periode-periode peradaban Mesir kuno ini berkembang kurang lebih selama tiga milenium.

Mengintip Periode-periode Peradaban Mesir Kuno

Sejarah dari peradaban ini bermula dari periode kerajaan yang stabil, kemudian mengalami periode ketidakstabilan yang dikenal dengan periode menengah. Lalu, periode Mesir Kuno mencapai masa kejayaannya pada saat kerajaan baru. Selanjutnya peradaban Mesir Kuno ini mengalami kemunduran karena Mesir ditaklukkan oleh kekuatan asing di masa periode akhir. Bagi yang ingin mengetahui informasi lebih lengkap seputar periode-periode peradaban Mesir Kuno, yuk simak informasi berikut ini.

Periode Peradaban Mesir Kuno

Periode Peradaban Mesir Kuno

1. Periode Pradinasti

Periode Pradinasti diketahui dimulai pada tahun 5500 SM terdapat beberapa suku kecil yang kala itu menetap di lembah Sungai Nil yang telah berkembang menjadi sebuah peradaban yang saat itu menguasai pertanian dan peternakan. Di kawasan Mesir Utara juga diketahui terdapat perkembangan peradaban Amratia serta Gerzia yang menunjukkan perkembangan di bidang teknologi.

Selanjutnya di kawasan Mesir Selatan, peradaban Naqada yang mirip dengan Badari mulai memperluas kawasan kekuasaannya yang berada di sepanjang Sungai Nil pada tahun 4000 SM. Kemudian, pada fase akhir masa pra dinasti diketahui bahwa peradaban naqada mulai menggunakan simbol-simbol tulisan yang suatu saat akan berkembang menjadi tulisan hieroglif.

2. Periode Dinasti

Pada masa periode dinasti awal, Firaun diketahui memperkuat kekuasaannya di kawasan Mesir Hilir dengan mendirikan Ibukota di Memphis. Dengan meningkatnya kekuasaan dan kekayaan Firaun pada periode di dinasti awal tergambar dari bangunan mastaba atau makam yang cukup rumit serta bangunan-bangunan pemujaan lainnya di tempat makam mereka yang berada di Abydos.

3. Kerajaan Lama Peradaban Mesir Kuno

Di masa periode kerajaan lama peradaban Mesir Kuno ketika di bawah pemerintahan Firaun Djoser dan Firaun Khufu, diketahui bahwa teknologi, seni dan arsitektur berkembang amat pesat. Kala itu mereka mampu untuk membiayai pembangunan projek kolosal, seperti piramida serta karya seni lainnya yang istimewa.

Pada masa ini pula ditandai dengan kuatnya praktik feodal yang mengikis kekuatan ekonomi Mesir pada saat itu. Kemudian, hal tersebut diperburuk dengan terjadinya kekeringan besar pada tahun 2200 – 2150 Sebelum Masehi. Hal ini berakibat bahwa Mesir Kuno memasuki periode kelaparan serta perselisihan selama 140 tahun yang dikenal dengan sebutan periode menengah pertama.

4. Periode Menengah Mesir

Pasca pemerintahan pusat Mesir mengalami keruntuhan pada akhir periode kerajaan lama, diketahui bahwa pemerintah tak lagi sanggup mendukung atau menstabilkan ekonomi. Kemudian, gubernur sudah tak lagi menggantungkan diri kepada Firaun serta masalah kekurangan pangan dan sengketa politik kian meningkat.

Kemudian dalam perkembangannya diketahui bahwa pemimpin lokal mulai untuk merebut kekuasaan yang diketahui pada tahun 2160 SM penguasa di Herakleopolis menguasai Hilir dan keluarga Intef di Thebe mengambil alih Mesir ke Hulu. Lalu pada tahun 2055 SM tentara thebe yang kala itu dibawah pimpinan Nebhepetre Mentuhotep II telah berhasil menyatukan kedua negeri yang disebut sebagai periode kerajaan pertengahan.

5. Kerajaan Pertengahan Peradaban Mesir Kuno

Diketahui bahwa pada periode kerajaan pertengahan, Firaun telah berhasil mengembalikan kesejahteraan serta kestabilan negara. Hal inilah yang mendukung kebangkitan seni, sastra serta project pembangunan monumen. Kemudian, penguasa terakhir kerajaan pertengahan yakni Amenemhat III memperbolehkan pendatang suku bangsa yang berasal dari Asia.

Hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pekerja yang utamanya untuk pembangunan dan pertambangan. Dengan meluapnya Sungai Nil kala itu berakibat menjadi beban ekonomi dan mempercepat kemunduran Mesir. Selama berada di masa kemunduran, penduduk Kanan telah berhasil mengambil alih kekuasaan serta memaksa pusat untuk mundur ke Thebe. Tour Mesir Aqsa Jordan

6. Periode Menengah Kedua dan Hyksos

Setelah melalui waktu hampir 100 tahun dalam masa stagnasi yakni pada tahun 1555 SM, kemudian Thebe mengumpulkan kekuatan untuk melawan Hyksos. Perlu diketahui bahwa di bawah Ahmose I penguasa pribumi di Thebe telah berhasil mengusir Hyksos dari kawasan Mesir. Dari peristiwa ini, pengalaman yang telah di kuasai bangsa asing menjadi salah satu pelajaran luar biasa bagi Firaun di periode berikutnya yakni periode Kerajaan Baru.

7. Kerajaan Baru

Pada periode Kerajaan Batu ini dikenal dengan warisan para Firaun di periode sebelumnya yakni tercapainya kemakmuran yang diharapkan dan tak tertandingi sebelumnya. Kemudian di akhir periode, Mesir mendapat serangan dari bangsa barba yakni Libya dan orang laut yang menguasai Laut Aegera.

Perlu umat muslim ketahui bahwa pengaruh dan kekuasaan Firaun di Mesir semakin di bayang-bayangi dengan kekuasaan para Imam Agung yang ada di Kuil Thebe serta maraknya praktik korupsi yang terjadi di dalam kerajaan inilah yang membuat kerajaan menjadi terpecah belah.

Hal inilah yang mengakibatkan Rames XI hanya berkuasa di kawasan wilayah utara, sedangkan bagian selatan berpusat di Thebe yang dikuasai oleh para Imam Agung Amun. Kemudian, pada akhirnya Mesir jatuh ke tangan seorang Gubernur yang kala itu memiliki kekuatan di Hilir Mesir yang bernama Smendes dan kala itu ia diketahui mendirikan dinasti baru sekaligus menjadi permulaan periode Menengah Ketiga.

8. Periode Menengah Ketiga Peradaban Mesir Kuno

Periode menengah ketiga peradaban Mesir kuno ini ditandai dengan berkuasanya dinasti baru yakni Dinasti Smendes. Diketahui bahwa Dinasti Smendes memerintah dari Ibukota di Utara Mesir yakni Tanis dan wilayah selatan yang kala itu dikuasai imam agung amun juga tunduk pada kekuasaan Smendes.

Selanjutnya pada tahun 671 hingga tahun 667 SM, diketahui bahwa Asyur menyerang Mesir. Pada masa kekuasaan Raja Kush, Taharqa serta penerusnya berakhir bahwa Asyur telah berhasil memukul mundur Kush ke Nubia yang kala itu mereka pun menduduki Memphis dan melakukan penjarahan harta karun di kawasan kuil Thebe.

9. Periode Akhir Peradaban Mesir Kuno

Diketahui bahwa bangsa Asyur tak bermaksud untuk menduduki kawasan Mesir secara permanen. Bangsa Asyur menyerahkan kekuasaan Mesir kepada vassal pribumi yang kala itu dikenal dengan sebutan raja-raja Sais. Perlu umat muslim ketahui bahwa di bawah Raja Sais, Mesir mengalami kebangkitan singkat dalam bidang ekonomi serta budaya.

Diketahui pada tahun 525 SM bangsa Persia yang berasal dari kekaisaran Achaemenid yang kala itu dipimpin Cambyses II telah berhasil menaklukkan Mesir serta mengambil alih seluruh gelar Firaun sekaligus menyerahkan Mesir kepada seorang satrapi yakni sejenis gubernur provinsi.

10. Dinasti Ptolemeus

Selanjutnya pada tahun 332 SM diketahui bahwa Alexander Agung menaklukkan Mesir dengan menggunakan unsur sedikit perlawanan dari bangsa Persia. Pemerintahan yang kala itu didirikan oleh penerus Alexander didirikan berdasarkan sistem Mesir dengan Ibukota Alexandria. Diketahui bahwa budaya Yunani tak menggantikan budaya Mesir, akan tetapi penguasa Dinasti Ptolemeus amat mendukung adanya tradisi lokal untuk menjaga kesetiaan rakyatnya.

Oleh karena itu, dibangunlah kuil-kuil dengan gaya Mesir, mendukung kultur tradisional serta menggambarkan dirinya sebagai Firaun. Walaupun telah berusaha untuk memenuhi tuntutan warga, Dinasti Ptolemeus tetap saja menghadapi berbagai tantangan. Dan pada situasi seperti inilah dimanfaatkan oleh penguasa Romawi untuk menyerang Mesir yang pada akhirnya tunduk pada penguasa Romawi.

11. Dominasi Romawi

Ketika Mesir berada di bawah kekaisaran Romawi, diketahui bahwa mereka masih mempertahankan adanya beberapa tradisi. Kemudian pada pertengahan abad, pengaruh dari agama kristen mulai mengakar di kawasan Alexandria dan dianggap mengancam tradisi lokal dan muncul penganiayaan terhadap orang-orang kristen yang memuncak pada masa pemerintahan Kaisar Diokletianus pada tahun 303 M. Kemudian pada tahun 391 M di masa Kekaisaran Theodosius diketahui bahwa agama kristen menjadi agama yang resmi bagi kekaisaran romawi atau dikenal menjadi agama negara. Sehingga, konsekuensi yang terjadi ialah kuil-kuil ditutup.

Demikianlah informasi seputar periode-periode peradaban Mesir Kuno. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan umat muslim sekalian ya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *